Selasa, 30 Juli 2013

"Kasihku sampai di sini, kisah kita. Jangan tangisi keadaanya. Bukan karena kita berbeda. Kasihku dengarkan lagu, lagu ini. Melody ini, dan hati ini. Kisah kita berakhir di Januari."
  Tetesan demi tetesan air mata keluar dari mataku. Tak terasa air mataku kian derasnya membanjiri wajahku saat lirik demi lirik lagu itu ku perdengarkan. Apalagi saat aku mendegar kata "Januari" di dalam reff lagu tersebut. Bulan dimana aku meninggalkan dirinya untuk selamanya. Hatiku seakan tersayat pisau kerinduan dan tenggelam dalam lautan kesedihan. Rasanya aku tak sanggup menghilangkan bayangan tentang dirinya dari benakku ini. Tak kuasa ku hapus kenangan saat bersama dengan dirinya. Namun semuanya sudah berlalu. Semuanya sudah menjadi luka lama dan menyisakan lubang keputus asaan di hati ini. Kini hanya sebuah pena dan selembar kertas yang menemani keseharianku. Ku ukir persaanku saat hendak meninggalkanmu dalam tiap-tiap bait puisi yang aku buat. Walau tak seindah "BUNGA" di taman, namun hanya ini "ANGAN DALAM CINTA"ku kepadamu.
BUNGA & ANGAN DALAM CINTA...

Saat aku pergi
 aku merasakan kesepian dalam diri ini
tak rela meninggalkan apa yang ada di sekitarku


I Miss U
Kasih sayang yang mereka berikan
Cinta mereka yang ditaburkan
mengenyam dan meratap
berbagai rasa manis dan pahit
mengurai rangkuman dalam puisi
berpadu dengan angin malam
bergelombang dengan air mata
dan cinta memadu
Rasa ini tak begitu mengenakkan
bahkan begitu menyakitkan
berjulang,mengayuh,menghantui
memberikan rasa ketidakpastian
mengiluti, berangan dan berandai sesuatu yang yang mencurigai
ah apa guna aku sesali kini telah terjadi
Semua tentang kita kan akan sampai disini
Cerita yang kutulis berakhir dengan air mata kesepian
dan mengalir rasa kesenangan
dengan antara ya dan TIDAK dalam hati
Hari ini kudendangkan telapak kaki yang kucurahkan
lambaian tangan yang ancungkan
mengharap rasa ikhlas dari yang ku sayang
Bidadari ramalan jiwa
aku pergi dengan hati kecewa dan tak sempurna
Selamat tinggal kasihku yang tak sampai
bahagialah denganya
tanpa ada aku di dalamnya
Aku menunggu untuk CINTA....

"Air mata" terkadang lebih spesial
dari pada "senyuman"
karena senyuman bisa dibeikan 
kepada siapa saja,  tapi...
Air mata hanya bisa diberikan
kepada orang yang kita sayangi
   
  Jika kita tidak bisa menjadi PENSIL
untuk menulis kebahagiaan orang lain,
setidaknya kita bisa menjadi PENGHAPUS
untuk menghapus kesedihanya!

by : Hasan

Senin, 29 Juli 2013

Hello,Guys! Hanya sekedar mengabarkan. Blog ini berisi hasil karangan puisi seseorang, baik puisi yang menggambarkan persaan senang, sedih, suka maupun duka. Semua orang bebas mengapresiasikan karangan puisinya kepada saya  yang nantinya karangan tersebut dapat saya publikasikan di blog ini. Oke tanpa basa-basi lagi, inilah dia puisi yang saya terima hari ini. Selamat menyimak!!!

HASAN'S POEM
"Hello" dan "Bye". Ya, kata "Hello" dan "Bye" adalah kata yang identik sekali dengan pertemuan dan perpisahan. Hampir kebanyakan orang gembira pada saat bertemu, kemudian sedih saat akan berpisah. Sampai-sampai kebanyakan orang berpendapat "kenapa kita harus bertemu, kalau akhirnya kita akan berpisah". Dan ketika berpisah telah berpisah, pasti akan melekat rasa rindu di hati seseorang. Lamanya rasa rindu itu melekat di hati seseorang, tergantung seberapa besar perasaan dia untuk tidak melepasakan seseorang yang kita tinggalkan dari benak kita. Puisi yang aku karang, menceritakan perasaan rinduku yang mendalam terhadap seseorang. Walaupun dia telah pergi dari hidupku, namun kan ku ingat pesan darimu. Meski hanya......."SATU KATA".

                                                             SATU KATA   

Aku berdiri hanya memandangmu
Menangis hatiku saat kau akan pergi
Aku hanya bisa berkata
pada angan dan hatiku saja
Dan kaupun pergi begitu saja
Puisi hanya bisa mengobati
rasa sakit hatiku
Dengan ditemani goresan tinta
Hanya untukmu dan kaupun pergi
Bandung lautan api
Kini bersarang dalam hatiku ini
Api padam namun asap masih membumbung tinggi
dalam hatiku ini
sajak puisi yang aku ungkapkan
tak seindah
Satu kata dari lisan manismu

by : Hasan